Kamis, 05 Oktober 2017

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Tabel Distribusi  Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai.
Jenis-jenis Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi memiliki jenis-jenis yang berbeda untuk setiap kriterianya. Berdasarkan kriteria tersebut, distribusi frekuensi dapat dibedakan tiga jenis.
1.      Distribusi frekuensi biasa 
Distribusi frekuensi yang berisikan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Distribusi frekuensi ada dua jenis yaitu distribusi frekuensi numerik dan distribusi frekuensi peristiwa atau kategori.
2.      Distribusi frekuensi relatif 
Distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan. Distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan cara membagi frekuensi dengan total data yang ada dari pengamatan atau observasi.
3.      Distribusi frekuensi kumulatif 
Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi yang dijumlahkan). Distribusi frekuensi kumulatif memiliki kurva yang disebut ogif. Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif yaitu distribusi frekuensi kumulatih kurang dari dan distribusi frekuensi lebih dari.
Tahapan-tahapan Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi
1.      Penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan tahapan penyusunan data. Pertama melakukan pengurutan data-data terlebih dahulu sesuai urutan besarnya nilai yang ada pada data, selanjutnya diakukan tahapan berikut ini.
2.      Menentukan jangkauan (range) dari data. Jangkauan = data terbesar – data terkecil.
3.      Menentukan banyaknya kelas (k). Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess K = 1 + 3.3 log n; k (Keterangan: k = banyaknya kelas, n = banyaknya data)
4.      Menentukan panjang interval kelas. Panjang interval kelas (i) = Jumlah Kelas (k)/ Jangkauan (R)
5.      Menentukan batas bawah kelas pertama. Tepi bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari data data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.
6.      Menuliskan frekuensi kelas didalam kolom turus atau tally (sistem turus) sesuai banyaknya data.
7.      Untuk mencari frekuensi relatif pada setiap interval kelasnya, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

8.      Untuk menentukan frekuensi kumulatif kurang dari, dapat mencari frekuensi mutlak pada setiap nilai interval paling atas, lalu diakumulasikan sesuai dengan kategori nilai pada table distribusi frekuensi.

Contoh tabel distribusi frekuensi
Data umur korban meninggal di Suriah
3 4 6 3 10 16 17 18 16 15 12 2 68 69 49 49 50 50 52 47
20 8 9 15 12 22 25 50 30 45 47 46 40 30 32 33 35 38 39 55
70 66 67 32 35 40 44 21 25  5 21 24 10 6 30 26 28 39 35 66
5 1 1 28 8 3 9 8 55 54 21 5 8 9 8 4 1 11 15 14
1 2 62 63 1 4  5 9 10 48 18 17 19 18 15 17 20 22 64 64
·         Jangkauan data

j = 70 – 1
  = 69
·         Kelas interval

k = 1 + 3,3 log 100
   = 1 + 3,3 (2)
   = 1+ 6,6
   = 7,6 ->  7
Jadi, banyaknya kelas adalah 7.


·         Panjang kelas interval

p = 69/7
   = 9,8   ->10
·         Batas kelas interval

Batas ke-1 = 1 – 10
Batas ke-2 = 11 – 20
Batas ke-3 = 21 – 30
Batas ke-4 = 31 – 40
Batas ke-5 = 41 – 50
Batas ke-6 = 51 – 60
Batas ke-7 = 61 – 70

·         Nilai tengah

Titik tengah kelas ke-1 = ½ (1 + 10) = 5,5
Titik tengah kelas ke-2 = ½ (11 + 20) = 15,5
Titik tengah kelas ke-3 = ½ (21 + 30) = 25,5
Titik tengah kelas ke-4 = ½ (31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas ke-5 = ½ (41 + 50) = 45,5
Titik tengah kelas ke-6 = ½ (51 + 60) = 55,5
Titik tengah kelas ke-7 = ½ (61 + 70) = 65,5

UMUR
NILAI TENGAH
FREKUENSI
1 – 10
5,5
31
11 – 20
15,5
19
21 – 30
25,5
14
31 – 40
35,5
11
41 – 50
45,5
11
51 – 60
55,5
4
61 – 70
65,5
10
Jumlah

100




·         Tepi bawah dan tepi atas

Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5

UMUR
TEPI BAWAH
TEPI ATAS
FREKUENSI
1 – 10
0,5
10,5
31
11 – 20
10,5
20.5
19
21 – 30
20,5
30,5
14
31 – 40
30,5
40,5
11
41 – 50
40,5
50,5
11
51 – 60
50,5
60,5
4
61 – 70
60,5
70,5
10
Jumlah


100


Tidak ada komentar:

Posting Komentar