Senin, 16 Oktober 2017

INTEL DAN AMD

PERBANDINGAN KINERJA PROSESOR INTEL DAN AMD

   1.      Intel Core i3-3130M dan AMD A8-4500M

·         Kecepatan total clock

·         Kecepatan RAM

·         Ukuran semikonduktor

·         Thread CPU

·         Kecepatan clock GPU

·         Hasil passmark



   2.      Intel Core i5 dan AMD Ryzen 5-1600X


Melihat hasilnya, sulit untuk melihat efek yang dimiliki 12 thread pada tes CPU multithread. Pelaku biasa menunjukkan kemenangan besar untuk AMD : konversi foto 2D ke 3D, ray tracing, Blender, Cinebench, Enkripsi dan transcoding video semua cukup besar.

Sisi Intel dapat menawarkan lebih banyak fitur pada Z270 over AM4, namun AMD akan menunjuk pada biaya platform yang lebih rendah dari B350 yang dapat diinvestasikan di tempat lain dalam sebuah sistem.

Pada kinerja, bagi siapa saja yang ingin melakukan kerja CPU yang intens, Ryzen adalah pilihan terbaik. 12 threads sulit dilewatkan pada titik harga ini. Untuk lebih banyak permainan, harus memerlukan frekuensi tinggi i5 untuk memanfaatkan perbedaan IPC yang dimiliki Intel.

Untuk game, DX12 menunjukkan nilai tambah untuk AMD dalam skenario terbatas CPU, seperti Civilization atau Rise of the Tomb Raider dalam adegan tertentu. Untuk e-Sports, dan kebanyakan game berbasis DX9 atau DX11, CPU Intel masih menang di sini.

   3.      Intel Core i7-6900K dan AMD Ryzen 7-1800X

AMD R7 1800X diklaim memiliki spesifikasi yang cukup tinggi dengan 8 core / 16 tread , speedclock 3.6 GHz pada kecepatan normal serta memiliki boostclock sekitar 4.0 GHz yang otomatis dengan fitur XFR (Extended Frequency Range), CPU ini juga mempunyai 20 MB L3 cache sehingga tidak heran jika AMD R7 1800X mampu digunakan untuk bidang server. Dengan adanya fitur XFR (Extended Frequency Range) yang meningkatkan step clockspeed dengan cara menyesuaikan thermal limit pada CPU tersebut sehingga CPU ini benar benar cocok untuk para overclocker.

Jika harus dibandingkan, Processor ini diklaim mampu menandingi processor sekelas Intel Core i7 6900K yang memiliki spesifikasi 8 core / 16 thread, clockspeed 3.2 GHz dan memiliki boostclock sampai 3.7 GHz, serta 16 MB L3 Cache. Persoalan jelas terletak pada banderol yang diberikan pada kedua CPU ini, dimana Harga Intel Core i7 6900K lebih mahal 2x lipat dari AMD R7 1800X. Berikut adalah beberapa perbandingannya.

Perbandingan pada Cinebench R15



Perbandingan pada 3D Firestrike

Dapat dilihat bahwa Intel Core i7 6900K mampu unggul sekitar 700 point dalam keadaan overclock (4.0 GHz), Dalam posisi normal speed (3.2 GHz) AMD R7 1800X mampu unggul cukup jauh dibandingkan kompetitornya tersebut.





Referensi:
https://versus.com/id/amd-a8-4500m-vs-intel-core-i3-3130m
http://www.roomkomputerid.web.id/2017/07/reviewroom-amd-ryzen-7-1800x-vs-intel.html
https://www.anandtech.com/show/11244/the-amd-ryzen-5-1600x-vs-core-i5-review-twelve-threads-vs-four/17






Minggu, 08 Oktober 2017

VIRTUALBOX

VIRTUAL MACHINE

Virtual machine adalah sebuah duplikat yang efisien dan terisolasi dari suatu mesin asli seperti yang diungkapkan oleh Gerard J. Popek dan Robert P. Goldberg pada tahun 1974. Dewasanya Virtual Machine merupakan software yang digunakan untuk mensimulasikan lingkungan kerja suatu perangkat komputer secara virtual. 
Dalam Virtual machine mengenal dua istilah yaitu Host OS dan Guest Os. Host OS adalah sistem operasi dimana virtual machine diinstall sedangkan Guest OS adalah sistem operasi yang diinstall pada virtual machine.
Macam-macam Virtual Machine:
1.      VirtualBox,
2.      VMWare,
3.      Microsoft Azure, dll.

VIRTUALBOX
Saat VM memulai untuk pertama kalinya, - "First Start Wizard" - akan muncul untuk membantu dalam memilih media instalasi. Karena VM dibuat kosong, maka akan berperilaku seperti komputer sungguhan tanpa sistem operasi yang terpasang, tidak akan melakukan apa-apa dan menampilkan pesan kesalahan bahwa tidak ada sistem operasi yang dapat dibooting.
Terdapat pilihan media untuk menginstall sistem operasi:
1.      CD/DVD fisik
2.      Media instalasi dari Internet dalam bentuk file gambar ISO. Biasanya file ini akan diburn ke CD atau DVD kosong. Dengan VirtualBox, dapat melewati langkah ini dan memasang file ISO secara langsung. VirtualBox kemudian akan menyajikan file ini sebagai drive CD atau DVD-ROM ke mesin virtual, sama seperti halnya dengan gambar hard disk virtual.
Jika media tidak ada dalam daftar (terutama jika menggunakan VirtualBox untuk pertama kalinya), pilih ikon folder kecil di sebelah daftar drop-down untuk membuka dialog file standar, yang dengannya dapat memilih file gambar di dalamnya.
Ø  Dalam menginstall sistem operasi baru diperlukan beberapa langkah:

Contoh sistem operasi yang digunakan Linux Mint
1.      Klik tombol "Baru" di bagian atas jendela Manajer VirtualBox.
2.      Lalu akan diikuti dengan menanyakan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi jenis sistem operasi
3.      Isi “Name” yang diinginkan. Gunakan panah drop-down di sebelah kanan “Sistem Operasi:” untuk memilih “Linux” dan mengidentifikasi “Versi:” Setelah pengaturan ini sudah benar, pilih tombol “Next”.
4.      Memilih berapa banyak memori sistem anda untuk mengalokasikan ke sistem operasi tamu mesin virtual. 
5.      Lalu akan muncul beberapa pilihan. Pilih ”Create new hard disk”. Create New Virtual Disk Wizard akan terbuka. Pilih “Next”
6.      Pengaturan default untuk Hard Disk Storage Type, muncul beberapa pilihan, yaitu:
·         Dynamically allocated. File yang dialokasikan secara dinamis hanya akan tumbuh dalam ukuran saat tamu benar-benar menyimpan data pada hard disk virtualnya. Oleh karena itu pada awalnya akan kecil pada host hard drive dan hanya kemudian tumbuh dengan ukuran yang ditentukan karena diisi dengan data.
·         Fixed-size. File ukuran tetap akan segera menempati file yang ditentukan, meski hanya sebagian kecil dari ruang hard disk virtual yang sebenarnya sedang digunakan. Saat menempati lebih banyak ruang, file ukuran tetap menghasilkan overhead yang lebih sedikit dan karena itu sedikit lebih cepat daripada file yang dialokasikan secara dinamis.
Saya memilih Fixed-size untuk pengaturan default Hard Disk Storage Type.
7.      Selanjutnya, Virtual Disk Nama dan jendela Location akan beban. Nama ini harus default seperti nama yang telah dituliskan sebelumnya dan ukuran disk harus default seperti ukuran yang diinginkan sebelumnya.
8.      Next -> Finish
9.      Pilih Settings pada layar, pilih penyimpanan atau CD/DVD-ROM. Centang CD/DVD Live.

10.  Klik “Start”.
11.  Lalu ikuti langkah yang diperintahkan
12.  Lalu akan muncul gambar seperti dibawah ini

13.  Double-click Install Linux Mint. Maka Linux Mint akan terinstall.
14.  Ikuti langkah yang diperintahkan pada saat menginstall.

Note: Karena terdapat kesalahan pada hard disk saya, saya tidak dapat melanjutkan pengoperasian Linux Mint tersebut. Tetapi saya akan menjelaskan langkah-langkah selanjutnya dari informasi yang saya dapatkan.

15.  Setelah instalasi selesai, maka akan diminta untuk “Restart”. Pilih “Restart” . Selama proses restart, akan dimintai untuk mengeluarkan CD dari CD Drive. Abaikan ini dan tekan tombol Enter pada keyboard untuk menyelesaikan proses restart.
16.  Setelah mesin virtual telah menutup dan melihat layar splash memulai lagi, teks putih akan mulai ditampilkan dalam jendela mesin virtual sebagai aplikasi mempersiapkan untuk memulai. Pilih “Matikan mesin” tombol radio lalu pilih “OK”.
17.  Setelah kembali ke jendela VirtualBox GUI, pilih “Start” di sudut kiri atas untuk memulai mesin virtual.
18.  Linux Mint layar boot akan muncul.
19.  Setelah proses loading telah selesai, masukan username dan password yang telah dipilih selama proses installasi.
20.  Setelah berhasil login-in, user akan diminta untuk menyelesaikan instalasi preferensi. Pilih “Forward” 



21.  Pilih “Forward” pada jedela berikutnya.
22.  Setelah pengaturan ini selesai, kotak ringkasan akan ditampilkan. Pilih “Reply”.
23.  Pilih “Close” untuk menyelesaikan proses pengaturan preferensi.
24.  Linux Mint desktop akan ditampilkan.


Referensi:
https://www.virtualbox.org/manual/ch01.html
https://ugos.ugm.ac.id/wiki/panduan:panduan_penggunaan_virtualbox



Kamis, 05 Oktober 2017

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Tabel Distribusi  Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai.
Jenis-jenis Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi memiliki jenis-jenis yang berbeda untuk setiap kriterianya. Berdasarkan kriteria tersebut, distribusi frekuensi dapat dibedakan tiga jenis.
1.      Distribusi frekuensi biasa 
Distribusi frekuensi yang berisikan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Distribusi frekuensi ada dua jenis yaitu distribusi frekuensi numerik dan distribusi frekuensi peristiwa atau kategori.
2.      Distribusi frekuensi relatif 
Distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan. Distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan cara membagi frekuensi dengan total data yang ada dari pengamatan atau observasi.
3.      Distribusi frekuensi kumulatif 
Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi yang dijumlahkan). Distribusi frekuensi kumulatif memiliki kurva yang disebut ogif. Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif yaitu distribusi frekuensi kumulatih kurang dari dan distribusi frekuensi lebih dari.
Tahapan-tahapan Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi
1.      Penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan tahapan penyusunan data. Pertama melakukan pengurutan data-data terlebih dahulu sesuai urutan besarnya nilai yang ada pada data, selanjutnya diakukan tahapan berikut ini.
2.      Menentukan jangkauan (range) dari data. Jangkauan = data terbesar – data terkecil.
3.      Menentukan banyaknya kelas (k). Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess K = 1 + 3.3 log n; k (Keterangan: k = banyaknya kelas, n = banyaknya data)
4.      Menentukan panjang interval kelas. Panjang interval kelas (i) = Jumlah Kelas (k)/ Jangkauan (R)
5.      Menentukan batas bawah kelas pertama. Tepi bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari data data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.
6.      Menuliskan frekuensi kelas didalam kolom turus atau tally (sistem turus) sesuai banyaknya data.
7.      Untuk mencari frekuensi relatif pada setiap interval kelasnya, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

8.      Untuk menentukan frekuensi kumulatif kurang dari, dapat mencari frekuensi mutlak pada setiap nilai interval paling atas, lalu diakumulasikan sesuai dengan kategori nilai pada table distribusi frekuensi.

Contoh tabel distribusi frekuensi
Data umur korban meninggal di Suriah
3 4 6 3 10 16 17 18 16 15 12 2 68 69 49 49 50 50 52 47
20 8 9 15 12 22 25 50 30 45 47 46 40 30 32 33 35 38 39 55
70 66 67 32 35 40 44 21 25  5 21 24 10 6 30 26 28 39 35 66
5 1 1 28 8 3 9 8 55 54 21 5 8 9 8 4 1 11 15 14
1 2 62 63 1 4  5 9 10 48 18 17 19 18 15 17 20 22 64 64
·         Jangkauan data

j = 70 – 1
  = 69
·         Kelas interval

k = 1 + 3,3 log 100
   = 1 + 3,3 (2)
   = 1+ 6,6
   = 7,6 ->  7
Jadi, banyaknya kelas adalah 7.


·         Panjang kelas interval

p = 69/7
   = 9,8   ->10
·         Batas kelas interval

Batas ke-1 = 1 – 10
Batas ke-2 = 11 – 20
Batas ke-3 = 21 – 30
Batas ke-4 = 31 – 40
Batas ke-5 = 41 – 50
Batas ke-6 = 51 – 60
Batas ke-7 = 61 – 70

·         Nilai tengah

Titik tengah kelas ke-1 = ½ (1 + 10) = 5,5
Titik tengah kelas ke-2 = ½ (11 + 20) = 15,5
Titik tengah kelas ke-3 = ½ (21 + 30) = 25,5
Titik tengah kelas ke-4 = ½ (31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas ke-5 = ½ (41 + 50) = 45,5
Titik tengah kelas ke-6 = ½ (51 + 60) = 55,5
Titik tengah kelas ke-7 = ½ (61 + 70) = 65,5

UMUR
NILAI TENGAH
FREKUENSI
1 – 10
5,5
31
11 – 20
15,5
19
21 – 30
25,5
14
31 – 40
35,5
11
41 – 50
45,5
11
51 – 60
55,5
4
61 – 70
65,5
10
Jumlah

100




·         Tepi bawah dan tepi atas

Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5

UMUR
TEPI BAWAH
TEPI ATAS
FREKUENSI
1 – 10
0,5
10,5
31
11 – 20
10,5
20.5
19
21 – 30
20,5
30,5
14
31 – 40
30,5
40,5
11
41 – 50
40,5
50,5
11
51 – 60
50,5
60,5
4
61 – 70
60,5
70,5
10
Jumlah


100